Diank21's Blog

Just another WordPress.com weblog

Take It Or Lose It Desember 1, 2009

Filed under: Sebuah Renungan Kecil — diank21 @ 1:46 am

You Will ” TAKE IT OR LOSE IT

Dalam sebuah kelas pelatihan,  Saya mengambil selembar kertas putih polos. Kemudian menggunting- gunting menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar ada juga guntingan yang kecil, tapi sengaja jumlahnya Saya buat tak sama dengan jumlah peserta dalam kelas itu. Kemudian Saya meminta peserta untuk mengambil masing- masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan, ” Silahkan ambil satu ! “, Demikian instruksi yang Saya berikan.

Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berfikir toh semuanya bakalan kebagian guntingan kertas tersebut.

Hasilnya?

Empat orang terakhir tidak mendapatkan guntingan kertas, delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan kertas besar- besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil.

Lalu Saya katakan kepada Mereka, ” Inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya “.

Pagi ini, di bis Saya mendapati seorang wanita hamil yang berdiri agak jauh. Saya sempat berfikir bahwa orang yang paling dekatlah yang ‘ wajib ‘ memberi tempat duduk. Tapi sedetik kemudian Saya bangun dan segera memanggil ibu itu untuk duduk. Ini perbuatan baik, jika Saya tak mengambil kesempatan ini orang lain lah yang akan melakukannya.  Dan belum tentu esok hari Saya masih memiliki kesempatan seperti ini.

Soal rezeki misalnya, Saya percaya ia tak pernah datang sendiri menghampiri orang- orang yang lelap tertidur meski matahari sudah terik. ” Bangun pagi, rezekinya dipatuk ayam tuh!!! “, kata orang tua dulu. Dan entah kenapa hingga detik ini Saya tak pernah bisa menyanggah ucapan orang tua perihal rezeki itu. Saya percaya bahwa orang- orang yang lebih cepat berupaya meraihnya lah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak. Sementara mereka yang bersantai- santai atau bahkan bermalas- malasan, terdapat kemungkinan kehabisan rezeki.

Contoh kecil, datanglah terlambat dari jam kantor Anda yang semestinya. Perusahan tidak hanya akan mengurangi gaji Anda akibat keterlambatan Anda, bahkan kinerja Anda dianggap minus dan itu mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap Anda. Bisa jadi Anda tidak mendapatkan promosi tahun ini, sementara rekan Anda yang tak pernah terlambat lebih berpeluang.

Saya sering mendengar teman teman Saya berkomentar negatif tentang apa yang dikerjakan orang lain, ” Ah, Kalo cuman tulisan begini sih, Saya juga bisa melakukannya ” atau ” Saya bisa melakukan yang lebih baik dari orang itu “. Kepadanya Saya katakan, Saya yakin anda bisa melakukannya. Masalahnya, sejak tadi Saya hanya melihat anda terus berbicara dan tidak melakukan apa pun. Sementara orang – orang di luar sana langsung berbuat tanpa perlu banyak bicara. Buktikan, jika Anda sanggup ! Terus berbicara dan mengomentari hasil kerja orang lain tidak akan membuat Anda diakui keberadaannya. Hanya orang-orang yang berbuatlah yang diakui keberadaannya.

Kepada peserta di kelas pelatihan tersebut Saya jelaskan, simulasi tadi juga berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena hal itu hak Allah, dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri. Tapi bukankah orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anaknya yang lainnya yang menunda- nunda?

Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta.

“Semoga……….”  😉

 

1 Tamparan 3 Pertanyaan… November 30, 2009

Filed under: Sebuah Renungan Kecil — diank21 @ 8:32 am

1 Tamparan untuk 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke Tanah Air

Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kyai atau siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang KYAI

Pemuda : ” Anda siapa dan apakah anda bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan Saya? ”

Kyai : ” Saya Hamba Allah, dan dengan seizin- Nya Saya akan menjawab pertanyaan Anda ”

Pemuda : ” Anda yakin? sedangkan profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya ”

Kyai : ” Saya akan mencoba sejauh kemampuan Saya ”

Pemuda : ” Saya ada tiga pertanyaan :

  1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada Saya?
  2. Apakah yang dinamakan takdir?
  3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan bagi syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak berfikir sejauh itu?

Tiba- tiba Kyai tersebut menampar pemuda tadi dengan keras

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa Anda marah kepada Saya? ”

Kyai : ” Saya tidak marah…….Tamparan itu adalah jawaban atas 3 pertanyaan yang Anda ajukan kepada Saya ”

Pemuda : ” Saya sungguh- sungguh tidak mengerti ”

Kyai : ” Bagaimana rasanya tamparan Saya? ”

Pemuda : ” Tentu saja Saya merasakan sakit ”

Kyai : ” Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada? ”

Pemuda : ” Ya ! ”

Kyai : ” Tunjukkan kepada Saya sakit itu ! ”

Pemuda : ” Saya tidak bisa ”

Kyai : ” Itulah jawaban pertanyaan pertama…………Kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya ”

Kyai : ” Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh Saya? ”

Pemuda : ” Tidak ”

Kyai : ” Apakah pernah terfikir oleh Anda akan menerima tamparan dari Saya hari ini ? ”

Pemuda : ” Tidak ”

Kyai : ” Itulah yang dinamakan Takdir ”

Kyai : ” Terbuat dari apa tangan yang Saya gunakan untuk menampar Anda ? ”

Pemuda : ”  Kulit ”

Kyai : ” Terbuat dari apa Pipi Anda ? ”

Pemuda : ” Kulit ”

Kyai : ” Bagaimana rasanya tamparan saya ? ”

Pemuda : ” Sakit ”

Kyai : ” walaupun Syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka menjadi tempat yang menyakitkan bagi syaitan “

 

Memberi dan Menerima November 24, 2009

Filed under: Sebuah Renungan Kecil — diank21 @ 8:11 am

Memberi sesuatu tak akan pernah mengurangi sesuatupun, akan tetapi membuka jalan buat penerimaan lebih dari apa yang kita beri

Terkadang manusia lupa bahwa apa yang dipunya sesungguhnya tidak seutuhnya miliknya akan tetapi ada hak mereka

Yakinlah bahwa apa yang hilang dari diri kita pasti akan diganti oleh-Nya

Seandainya kita semua punya pengertian yang sama

Alangkah indahnya Dunia kita

 

Doa Kekasih Hati… November 20, 2009

Filed under: Sebuah Renungan Kecil — diank21 @ 6:44 am

Sebuah renungan ketika kita sedang “Mendamba Seseorang…” 🙂

Doa seorang KEKASIH

” Allah yang Maha Pemurah

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia

dan mempertemukan saya dengannya ”

” Terimakasih untuk saat- saat terindah yang boleh kami nikmati bersama

Terimakasih untuk setiap pertemuan yang boleh kami lalui bersama

Terimakasih untuk saat- saat yang lalu

Saya datang bersujud di hadapan- Mu

Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana- Mu dalam hidup saya ”

” Ya Allah, jika saya bukan bagian dari tulang rusuknya

Janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya

Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya

Kikislah pesona dari pelupuk mata saya

Dan usirlah dia dari relung hati saya

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini

Dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni

Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai seorang sahabat ”

” Tetapi jika kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah

Tolong satukan hati kami

Bantulah saya untuk mencintai, dan menerima dia seutuhnya

Berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya

Urapilah dia agar dia juga mencintaiku, mengerti dan mau menerima saya dengan kelebihan dan kekurangan sebagaimana saya telah Kau ciptakan

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh- sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka dengannya ”

” Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini

Lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak- Mu ”

” Allah yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya

Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya

Pergumulan ini mengajar saya untuk makin dekat pada- Mu

Untuk lebih peka terhadap suara- Mu

Yang membimbing saya menuju Terang-Mu

Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan ”

” Jadilah kehendak- Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya

Yaa allah….Amien….”

 

Lilin Harapan November 19, 2009

Filed under: Sebuah Renungan Kecil — diank21 @ 3:50 am

Sebuah Renungan untuk sebuah ” Harapan….” 🙂

Ketika kita sedang dalam suatu masalah

Ketika kita merasa tak ada satu pintu pun terbuka, tak ada satu jalan pun ditempuh atau tak ada satu pun cahaya yang kan menerangi,

Maka….. yakin lah Sahabat bahwa ” Sebuah Lilin Harapan Kan Menyala…..

Renungkanlah………. 🙂

Ada Empat Lilin yang Menyala

Sedikit demi sedikit meleleh habis

Suasana begitu sunyi senyap, terdengarlah percakapan mereka..

Satu Lilin berkata ” Akulah ‘DAMAI‘, tapi manusia tak mampu menjaga, maka lebih baik aku mematikan diriku saja…”. Demikianlah  sedikit demi sedikit sang lilin itu pun padam.

Lilin kedua pun berkata ” Akulah ‘IMAN‘, sayang aku tak berguna lagi, manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya lagi aku tetap menyala…”. Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih Lilin ketiga pun berkata pula ” Aku adalah ‘CINTA‘, tak mampu lagi aku untuk tetap menyala, manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya…”. Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga,

Seorang anak masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata ” Ekh apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!! ”

Lalu ia pun menangis tersedu-sedu….

Lalu dengan terharu lilin keempat berkata ” Jangan takut, Janganlah menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya….”

“Akulah ‘HARAPAN‘…”

Dengan mata berbinar, sang anak mengambil lilin ‘HARAPAN’ , lalu ia menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.

—####” Apa yang tidak pernah mati hanyalah ‘HARAPAN’ yang ada dalam hati kita…..Dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali ‘IMAN’, ‘DAMAI’, ‘CINTA’ dengan ‘HARAPAN’ -nya !!!……….. 😉 “####—